Hari Lahir Pancasila dan Relevansinya dalam Tahun Pemilu: Merawat Demokrasi, Menjaga Persatuan
|
Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila—hari bersejarah ketika Ir. Soekarno pada tahun 1945 menyampaikan pidato yang menjadi tonggak lahirnya dasar negara Indonesia.
Pancasila bukan hanya fondasi filosofis bangsa, tapi juga arah kompas bagi kehidupan bernegara, termasuk dalam menyelenggarakan proses demokrasi seperti pemilihan umum (pemilu) dan Pemilihan atau Pilkada.
Tahun ini, Hari Lahir Pancasila diperingati dalam suasana yang masih hangat dengan dinamika Pemilu 2024 dan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024.
Di tengah semangat politik dan perbedaan pilihan, Pancasila hadir sebagai perekat kebangsaan yang mengingatkan bahwa demokrasi Indonesia dibangun di atas nilai-nilai persatuan, keadilan, dan kemanusiaan.
Pancasila: Ideologi yang Memayungi Demokrasi
Demokrasi Indonesia bukanlah demokrasi yang bebas tanpa arah, melainkan demokrasi yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Dalam sila keempat—Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan—tercermin prinsip bahwa rakyat berdaulat melalui proses yang adil, bermusyawarah, dan beradab.
"Demokrasi kita bukanlah demokrasi liberal, melainkan demokrasi yang berjiwa gotong royong." — Ir. Soekarno
Pemilu adalah sarana rakyat untuk menyuarakan kedaulatannya, tetapi pelaksanaannya harus tetap berada dalam bingkai persatuan dan menghargai keberagaman. Perbedaan pilihan politik bukan alasan untuk saling menjatuhkan atau memecah belah bangsa.
Hari Lahir Pancasila: Momentum Refleksi Pascapemilu
Peringatan Hari Lahir Pancasila di tengah tahun politik seharusnya menjadi momen refleksi bersama. Apakah dalam pemilu kita sudah menjunjung tinggi nilai kemanusiaan? Apakah kampanye dan narasi politik yang berkembang mencerminkan semangat persatuan dan keadilan?
Dalam konteks pascapemilu, kita dihadapkan pada tantangan menjaga keutuhan sosial dan merajut kembali tenun kebangsaan yang sempat terkoyak oleh polarisasi politik. Di sinilah pentingnya peran Pancasila untuk memulihkan suasana kebangsaan.
"Pemilu bisa menghasilkan pemenang dan yang kalah, tapi Pancasila memastikan tidak ada yang ditinggalkan." — Prof. Mahfud MD
Menjadi Pemilih yang Pancasilais
Sebagai warga negara, kita dituntut tidak hanya menjadi pemilih yang cerdas secara politik, tetapi juga bermoral secara ideologis. Pemilih yang Pancasilais adalah mereka yang memilih berdasarkan pertimbangan kebaikan bersama, bukan hanya kepentingan sesaat atau fanatisme golongan.
"Pancasila harus menjadi nilai hidup, termasuk dalam cara kita memilih dan dipilih." — KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Hakekatnya, Hari Lahir Pancasila bukan sekadar perayaan, tetapi pengingat akan cita-cita luhur bangsa. Di tengah arus demokrasi dan dinamika pemilu, Pancasila menjadi jangkar moral agar Indonesia tidak hanya berdemokrasi, tetapi juga tetap berperikemanusiaan, bersatu, dan berkeadilan.
Mari rayakan Hari Lahir Pancasila dengan semangat untuk menjaga demokrasi yang sehat, merajut kembali persaudaraan, dan terus membangun Indonesia yang damai dan sejahtera.
ditulis oleh Muhammad Taupik Rahman (Koordinator Divisi Hukum, Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Kabupaten Hulu Sungai Tengah)